Kantor Balai Bahasa Yogyakarta |
Tiba disana, kami langsung mengisi daftar hadir di komputer
(udah otomasi nih :D). Kemudian kami duduk di ruang baca sambil mendengarkan
arah observasi ke perpustakaan ini yang disampaikan langsung oleh Ibu sri
Rohyanti. Masih ingatkan?? Tujuan kami ke perpustakaan ini apa. Kami akan
melakukan observasi di perpustakaan ini. Makanya, kami bisa masuk ke ruang
koleksi maupun ruangan lainnya yang seharusnya hanya pegawai dari Balai Bahasa sendiri
saja yang boleh masuk. #aassyyiikk
Ruang baca BBY |
Ruangan pertama yang kami masuki adalah ruang koleksi, perpustakaan ini menggunakan sistem tertutup jadi hanya petugasnya saja yang bisa masuk. Jika pemustaka menginginkan koleksi, maka dia harus menyerahkan catatan kode koleksi yang didapat dari katalog, bisa dari katalog OPAC maupun katalog online (www.balaibahasa.org). Di ruang koleksi, saya (not kami) tidak hanya menemui manuskrip kuno, yang lain juga ada seperti buku, hasil penelitian, makalah, tugas akhir (skripsi, tesis dan disertasi), jurnal, majalah dan peta bahasa yang semuanya berbau tentang bahasa dan sastra. Oh ya, manuskrip-manuskrip kuno disini ditempatkan di tempat yang khusus loh. Tepatnya di rak berkaca. Rak ada kacanya?? Iya, ini demi keamanan (preservasi dan konservasi :D). Manuskrip-manuskrip ini juga tidak bisa diakses yang versi aslinya. Hanya yang versi digital, transliterasi maupun terjemahan yang bisa di akses.
Ruang digitalisasi, inilah ruangan yang saya masuki
selanjutnya. Di ujung pojok kanan dari ruang koleksi terdapat pintu yang
memiliki 3-4 anak tangga yang menurun. Disitulah letak ruangannya. Di ruangan
ini, terdapat dua pegawai yang sedang bekerja. Yang satu menatap lembaran koran
dan yang lainnya menatap layar terpaku. Yang sedang menatap lembaran Koran
adalah pegawai yang sedang membuat kliping. Sedangkan yang sedang menatap layar
terpaku adalah pegawai yang sedang sibuk mendigitalisasikan manuskrip. Selain
manuskrip, ada yang lain yang ikut digitalisasikan seperti makalah, jurnal, dan
kliping. Proses digitalisasikan bisa melalui scan maupun pengambilan poto. Di
ruang ini juga terdapat kamus, glosarium, tesaurus, ensiklopedi dan bahan
nonbuku (CD Audio/Video).
Kenapa koleksi yang
ada di perpustakaan Balai Bahasa barbau bahasa dan sastra? Karena visi dan
misinya memang seperti itu. Nih, aku tunjukkan visi dan misinya.
Visi:
Sebagai
pusat informasi kebahasaan dan kesustraan Indonesia dan daerah.
Misi:
- Menyediakan layanan koleksi kebahasaan daan
kesastraan yang lengkap dan dapat diakses secara online;
- Sebagai sarana penunjang untuk kegiatan
penelitian, pengembangan, dan pembinaan bahasa dan sastra;
- Melestarikan koleksi
Perpustakaan BBY ini membuka layananannya dari hari Senin —
Jum’at, pukul 08.00 — 15.30 WIB sesuai dengan jam kerja lembaga induknya.
Ini sebagai Catatan bagi pemustaka luar (bukan
pegawai Balai Bahasa), koleksi hanya bisa dibaca di ruang baca perpustakaan
sehingga pemustaka tidak perlu menjadi anggota perpustakaan. Apabila pemustaka
menginginkan koleksi tersebut, perpustakaan telah menyediakan jasa layanan
fotokopi dengan syarat bahwa fisik koleksi masih dalam keadaan baik.
Itulah hasil observasiku tentang Perpustakaan BBY :D :p
#IDKS
0 komentar: